Wednesday, December 24, 2014

Wakalah

Makalah Hukum Bisnis


Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia
No: 10/DSN-MUI/IV/2000,
tentang
Wakalah.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 
Menimbang :
a.       Bahwa dalam rangka mencapai suatu tujuan sering diperlukan pihak lain untuk mewakilinya melalui akad wakalah, yaitu pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.
b.      Bahwa praktek wakalah pada LKS dilakukan sebagai salah satu bentuk pelayanan jasa perbankan kepada nasabah.
c.       Bahwa agar praktek wakalah tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang wakalah untuk dijadikan pedoman oleh LKS.
Mengingat :
1.      Firman Allah QS. Al-Kahfi (18): 19.
وكذلك بعثناهم ليتساءلون بينهم قال قائل منهم كم لبثتم قالوا لبثنا يوما أو بعض يوم قالوا ربكم أعلم بما لبثتم فابعثوا أحدكم بورقكم هذه إلى المدينة فلينظر أيها أزكى طعاما فليأتكم برزق منه فليتلطف ولا يشعرن بكم أحدا
“Dan Demikianlah kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.”
2.      Firman Allah dalam QS. Yusuf (12) : 55 tentang ucapan Yusuf kepada raja:
قال اجعلنى على خزائن الأرض إني حفيظ عليم
Berkata Yusuf: "Jadikanlah Aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya Aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".
3.      Firman Allah QS. Al-Baqarah (2): 283:
. فإن أمن بعضكم بعضا فليؤد الذى اؤتمن أمانته وليتق الله ربه ….
……. Maka jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya …….
4.      Firman Allah QS. Al-Ma’idah (5): 2:
... وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الإثم والعدوان ...
“Dan tolong menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa dan pelanggaran”.
5.      Hadis-Hadis Nabi, antara lain:
أنه صلى الله عليه وسلم وكل أبا رافع ورجلا من الأنصار فزوجاه ميمونة رضي الله عنها
“Rasulullah mewakilkan kepada Abu Rafi’ dan seorang Anshar untuk mengawinkan (qabul perkawinan Nabi dengan Maimunah r.a” (HR. Malik dalam al-Muwatha’).
أنّ رجلا تقاضى رسول الله صلى الله عليه وسلم فأغلظ له فهمّ أصحابه فقال دعوه فإنّ لصحب الحقّ مقالا. واشتروا له بعيرا فاعطوه إياه فقالوا لا نجد إلا أفضل من سِنِّه قال اشتروه فاعطوا إياه فإن خيركم أحسنكم فضاء
“Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW untuk menagih hutang kepada beliau dengan cara kasar sehingga para sahabat berniat untuk “menanganinya”. Beliau bersabda, ‘Biarkan ia, sebab pemilik hak berhak untuk berbicara;’ lalu sabdanya, ‘Berikanlah (bayarkanlah) kepada orang ini unta umur setahun seperti untanya (yang dihutang itu)’. Mereka menjawab, ‘Kami tidak mendapatkannya kecuali yang lebih tua’. Rasulullah kemudian bersabda: “Berikanlah kepadanya. Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik di dalam membayar.”. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah).
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:
الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حرم حلالا أو أحل حراما والمسلمون على شروطهم إلا شرطاحرم حلالا أو أحل حراما
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”.
6.      Ijma ulama atas bolehnya wakalah, bahkan memandangnya sebagai sunnah, karena hal itu termasuk jenis ta’awun (tolong menolong) atas dasar kebaikan dan taqwa yang diperintahkan oleh Al-Quran dan hadis.
7.      Kaidah Fiqh:
الأصل في المعاملات الإجابة إلا أن يدل دليل على تحريمها
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkan.
Memperhatikan :
Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional pada Hari Kamis, tanggal 8 Muharram 1421 H / 13 April 2000.

Dewan Syari’ah Nasional
Menetapkan : FATWA TENTANG WAKALAH
Pertama         : Ketentuan tentang Wakalah :
1.      Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
2.      Wakalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak.
Kedua            : Rukun dan Syarat Wakalah:
1.      Syarat-syarat muwakkil (yang mewakilkan), adalah:
a.       Harus seorang pemilik sah yang dapat bertindak terhadap sesuai yang ia wakilkan.
b.      Orang mukallaf atau anak mumayyiz dalam batas-batas tertentuk, yakni dalam hal-hal yang bermanfaat baginya seperti mewakilkan untuk menerima hibah, menerima sedekah dan sebagainya.
2.      Syarat-syarat wakil (yang mewakili)
a.       Cakap hukum,
b.      Dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan kepadanya,
c.       Wakil adalah orang yang diberi amanat.
3.      Hal-hal yang diwakilkan
a.       Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili.
b.      Tidak bertentangan dengan syari’ah Islam,
c.       Dapat diwakilkan menurut syari’ah Islam.
Ketiga        : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal          : 08 Muharram 1421 H / 13 April 2000 M

DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua,
                                      Sekretaris,



Prof. KH. Ali Yafie
                                      Drs.H. A. Nazri Adlani
 

No comments:

Sample text

Hargailah yang bersusah payah membuat blog ini