Hubungan
Terjadinya Bencana Alam di Indonesia dengan Pancasila
Bencana
alam akhir - akhir ini sering terjadi di Indonesia, terutama pada masa - masa
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono yakni :
1. Gempa Tsunami di Aceh.
2. Lumpur Lapindo di Sidoarjo.
3. Gempa Wasior di Papua.
4. Gempa Tsunami di Mentawai Sumatera.
5. Letusan Gunung merapi di Yogyakarta, dll.
Ketika terjadi bencana alam, di mana pun di seluruh
Indonesia, semua umat beragama memberikan bantuan, baik berupa tenaga maupun
material. “Saya pikir ini merupakan kemajuan dari kehidupan umat beragama di Indonesia. Kita
harapkan hal-hal seperti ini bisa berkembang lebih maju dan lebih luas
lagi”, kata Zuhairi, Ketua Masyarakat Muslim Moderat.
Pendeta Albertus Patty menekankan pentingnya para
wartawan memahami ajaran agama - agama lain. Menurut dia, wartawan berada
di garis depan dan bisa menentukan apa yang akan terjadi di masyarakat. Dia
seperti nabi.
Salahuddin Wahid berharap ke depan ada upaya bersama
untuk menciptakan kerukunan antarumat beragama. Aparat kepolisian diharapkan
bertindak tegas terhadap tindakan anarkis yang bertentangan dengan
undang-undang, misalnya ada orang yang melarang orang beragama lain menjalankan
ibadah.
Mengingangatkan
saya akan keteguhan Jendral Beny Murdani, selaku ketua TNI era Presiden
Soeharto yang sangat memegang teguh amanah dari isi Pancasila. Meskipun beliau
beragama Katolik, beliau sangat prihatin dengan kerusuhan - kerusuhan yang banyak
terjadi di Indonesia. Jiwa Nasionalismenya sangat tinggi, sehingga beliau
berani menentang anggotanya sendiri yang bersikap militan.
Namun kita
lihat dalam era Pemerintahan sekarang ini, ketika terjadi bencana mereka orang
– orang pemerintahan menyibukkan dirinya dengan kunjungan keluar Negeri, alasan
mereka karena ini merupakan tugas Negara. Namun mereka tidak menghiraukan
terjadinya bencana yang sedang dialami oleh rakyatnya. Apakah ini yang namanya
bangsa Indonesia yang berjiwa Nasionalisme ?.
Menurut
Pancasila, sila kedua bahwa mereka tidak sesuai dengan sila kemanusiaan yang
adil dan beradab, yang artinya bahwa mereka hanya mementingkan permasalahannya
sendiri tanpa melihat permasalahan yang dialami oleh rakyatnya.
Dalam sila
ketiga juga dikatakan, “persatuan Indonesia”. Ketika rakyat merasa terkena
musibah, seharusnya orang – orang pemerintahan yang mempunyai tanggung jawab
sebagai perwakilan rakyatnya, juga merasakan kesedihan yang dialami oleh
rakyatnya, bukan malah memperbincangkan masalah kunjungan kerja Negara mana
yang ingin diadopsi yang bisa meningkatkan kredibilitas Negara Indonesia.
Memang
sangat bagus rencana mereka untuk bisa mengadopsi budaya – budaya Negara lain
yang lebih maju, karena kalau kita tidak mengikutinya maka tidak sesuai dengan
Ideologi pancasila yang terbuka dan dinamis, namun kita juga harus melihat
situasi dan kondisi yang sedang terjadi saat ini, yakni seharusnya kita empati
dan menyelesaikan permasalahan – permasalahan yang ada di dalam Negeri dulu.
Sesuai dengan sila keempat, “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan”.
Dengan menjalankan isi – isi Pancasila itulah
kita dapat mencapai suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang
tertuang dalam sila kelima Pancasila.
No comments:
Post a Comment